“Gadget Membuat Anak Pintar? Hati-Hati, Kenali Tanda Bahaya Anak Kecanduan Gadget!”
Oktober 9, 2024 2024-10-15 5:45“Gadget Membuat Anak Pintar? Hati-Hati, Kenali Tanda Bahaya Anak Kecanduan Gadget!”
“Gadget Membuat Anak Pintar? Hati-Hati, Kenali Tanda Bahaya Anak Kecanduan Gadget!”
Di era teknologi ini menjadi kebimbangan para orang tua menghadapi pesatnya perkembangan teknologi, terlebih anak-anak di zaman sekarang tidak terlepas dari HP. Setiap pulang sekolah yang dicari adalah HP dibandingkan kehadiran orang tua. Komunikasi dengan orang tua begitu terbatas digantikan peran gadget yang lebih mampu memahami kebutuhan anak. Gadget di masa sekarang bagaikan dua mata pisau, jika tayangan yang diberikan adalah tayangan yang positif akan menjadikan anak menjadi bertambah secara pengetahuan dan informasi bahkan ada yang ahli dalam berbagai bahasa. Namun, ada juga anak yang justru sulit bersosialisasi, menjadi pribadi yang pemarah, dan mengalami kesulitan dalam bicara. Lalu, bagaimana bijaknya kita sebagai orang tua di zaman sekarang menanggapi bahaya penggunaan gadget ?
Anak Usia Dini dan Gadget
Menurut UNESCO, anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun. Masa usia inilah yang disebut masa golden age. Bukan berarti perkembangan anak pada usia lainnya tidak penting, namun pada usia emas ini yang menjadi basic atau pondasi dalam berbagai aspek perkembangan kedepan termasuk bentukan karakternya.
Khususnya usia 0-2 tahun proses pertambahan volume otak sangat pesat, 70-80% dari pertama lahir. Sehingga bentukan pola hidup, respon orangtua, attachment dll harus sangat diperhatikan diusia ini karena akan mempengaruhi perkembangan kedepan.
Menurut KBBI, Gadget adalah perangkat elekronik yang memiliki fungsi tertentu yang praktis (smartphone, TV, Laptop, Tablet, dll).
Nah kali ini kita akan membahas spesifik tentang bahaya gadget bagi anak usia dini.
Apakah benar gadget sangat berbahaya bagi anak usia dini?
Bahaya gadget yang utama yaitu dampak radiasi emisi yang menurut penelitian dapat mengakibatkan kanker dan efek lain yang dapat menghambat pertumbuhan sel otak, perkembangan anak, sosial emosi anak serta berbahaya dapat membuat anak kecanduan :
1. Bahaya dapat mengakibatkan kecanduan
Kecanduan layar gadget atau disebut SSD (Screen Depedency Disorder) yaitu kondisi kecanduan menggunakan gadget lebih dari 5 jam, setiap hari selalu minta gadget, bangun tidur selalu minta gadget, bila dilarang / tidak diberi akan marah, sering berbohong demi dapat bermain gadget, membanting benda lain, memukul diri sendiri atau oranglain dan malas melakukan aktivitas lain selain dengan gadget.
Kondisi otak anak yang mengalami SSD, otak prefrontalnya sudah rusak. Kondisi kerusakan otaknya sama dengan kecelakaan motor yang parah hingga kepalanya terbentur sangat keras dan sangat sulit disembuhkan. Kehidupannya berantakan, tidak dapat menempatkan diri sesuai tugas dan tanggungjawabnya.
2. Bahaya pada Kesehatan
Gadget juga berbahaya bagi kesehatan anak, karena kurangnya aktivitas gerak dan motorik kasar anak.
- Anak yang terlalu asyik pada gadget, minim gerak, hanya duduk, ada yang tak terasa sambil nyemil banyak akibatnya bisa obesitas.
- Bahkan ada yang lupa tidak makan, minum, buang air kecil dan kurang tidur. Padahal anak usia dini 1-2 tahun butuh tidur minimal 11-14 jam dan usia 3-5 tahun butuh tidur minimal 10-13 jam setiap hari.
- Terlalu lama terpapar radiasi gadget, terlebih jika posisi duduk, jarak dan cahaya ruangan tidak dikontrol dapat mengakibatkan mata minus, juling, dan lazy eyes (penurunan daya lihat, selalu berair, mata kedip-kedip, jika dibiarkan dapat mengakibatkan kebutaan)
3. Bahaya menghambat tumbuh kembang anak
Penggunaan gadget dapat menghambat tumbuh kembang anak, diantaranya:
- Menghambat perkembangan sensori motorik, harusnya aktif bergerak, namun anak hanya pasif duduk
- Bila tidak didampingi akan menghambat perkembangan bahasa, “speech delay“, anak menjadi kesulitan untuk berbicara bahkan ada beberapa anak yang menirukan gaya bicara tayangan yang ditonton.
- Terhambat perkembangan kognitifnya atau mengalami penurunan kognitif, karena kurangnya stimulasi berfikir, pemecahan masalah dan kurangnya istirahat
- Vestibulernya terganggu, sulit menjaga keseimbangan, tidak bisa naik sepeda, prosotan
- Persepsinya terganggu, anak memaknai apa yang dia lihat dengan pemahamannya sendiri yang masih minim dan salah, asal meniru dan lain-lain.
- Proprioseptifnya terganggu, sudah 4 tahun tidak bisa makan sendiri, sulit mengkancing baju sendiri
4. Bahaya pada perkembangan sosial dan emosi anak
Penggunaan gadget dapat berpengaruh pada kondisi sosial dan emosi anak :
- Sulit bersosialisasi atau berteman, masa egosentrisnya lebih lama, ketika nantinya usia SD akan cenderung memiliki rasa bersalah, menyalahkan diri sendiri karena tidak pandai bergaul, menyendiri, tidak asertif (kesulitan menyatakan pendapat) dan rawan bully. Ketika nantinya usia SMP anak cenderung inferior, merasa loser, jadi follower, bingung identitas. Ketika dewasa sulit berinteraksi, pernikahannya gagal, dan lain-lain.
- Tidak tau cara menghadapi perselisihan, cenderung menghindar bila menghadapi masalah, bahaya kedepan akan susah bekerjasama di dunia kerjanya
- Tidak peduli dengan lingkungan sekitar, cuek, tidak mau ikut acara keluarga, karena lebih senang dengan HP
- Perubahan mood, sering tantrum, agresif ( suka memukul), bila tidak diberi gadget akan mengancam, menyakiti diri sendiri atau orang lain
- Jika tidak mengendalikan pada konten yang ditonton, anak sangat mudah meniru hal yang buruk, kekerasan, bullying, romatisme dini, merokok,dan lain-lain.
5. Bahaya pada perkembangan psikologi anak
Penggunaan gadget berlebihan dapat meningkatkan resiko gangguan mental seperti depresi, bipolar, gangguan kecemasan, psikosis (mengalami kesulitan mengenali apa yang nyata dan apa yang tidak), kurang atensi hingga masalah autisme.
6. Bahaya pada kedisiplinan anak
Pengaruh gadget pada kemandirian anak juga mempengaruhi proses anak dalam melakukan kegiatan sehari-hari , seperti :
- Sulit untuk melakukan kegiatan toilet training.
- Sulit untuk makan sendiri
- Sulit diajak mandi
- Tidak mau beraktivitas diluar. Padahal anak usia dini lebih baik diajak bermain di luar, agar matanya sehat, jarak pandang baik, dan olah tubuhnya baik pula.
—-
Apakah anak boleh melihat TV? Melihat HP dan laptop?
Diatas 2 tahun boleh dengan catatan harus 4D (Dimulai dari orangtua, Didampingi, Dibatasi dan Diajak main):
1. Dimulai dari orangtua
Di era digital, orangtua milenial tidak mungkin ya tidak pakai gadget? Bila kita mencontohkan menggunakan gadget didepan anak, apa yang akan terjadi? pasti anak akan meniru kan ya… Apalagi bila gadget diberikan secara sengaja kepada anak, tujuannya agar anak anteng sehingga orangtuanya bisa melakukan aktivitas lainnya.
Usahakan melakukan diet HP didepan anak, bila ada keperluan mendesak untuk membuka HP izin dulu ke anak untuk pergi ke belakang sebentar. Menonton sinetron kesayangan orang tua jangan sampai melihat tanyangan bersama anak, dikhawatirkan anak tidak mampu memahami apa tanyangan yang dilihat dan mempengaruhi perilaku anak. Orang tua yang seharusnya mendampingi anak bermain agar anak tidak ketergantungan dengan gadget. Bila orang tua bekerja dan anak dititipkan kepada orang lain, pastikan pengasuhnya tidak memberikan contoh menggunakan gadget didepannya, apalagi jika diajak nonton film india.
Gunakan pola asuh autoritatif, agar hubungan anak dengan orangtua tetap hangat, anak merasa dihargai dan dapat bercerita banyak tentang hal-hal yang dihadapi. Bila orangtua memiliki attachment ( kedekatan) dengan anak, resiko anak kecanduan gadget akan minim.
2. Didampingi
Didampingi bukan berarti duduk disebelah anak dan ibu / ayah sibuk dengan HPnya sendiri. Tapi didampingi yang dimaksud adalah *diajak berinteraksi* (distimulasi). Ditanyai, tentang “apa, ini siapa, lho itu apa, kapan ini, dimana ini, wuii bagus ya, wuii serem harus hati-hati itu…” sambil dijelaskan maksud tontonan tersebut, lebih bagus lagi, bila diakhir tayangan orangtua beri hikmah untuk kehidupan anak.
Bila anak balita kita minta keluar kota sendirian pasti akan kita dampingi ? balita kita keluar perumahan sendirian saja kita was-was, kalau tidak bisa mendampingi pasti mengusahakan menyuruh oranglain untuk mendampingi bukan? Takut jatuh, takut diculik, dan lain-lain.
Berarti kalau balita kita berselancar di dunia maya, yang notabene dia bisa pergi kemana-mana hingga keluar negeri, tidak kita dampingi? Kalau hati dan pikirannya diculik oleh kerusakan lewat tayangan atau tontonan bagaimana?
3. Dibatasi
Dibatasi maksudnya durasi, konten dan penggunaanya:
American Academy of Pediatric (AAP) memberikan keputusan terhadap batasan waktu anak menggunakan gadget:
- Anak kurang dari 2 tahun : tidak boleh menggunakan gadget sama sekali, bahkan tidak diperbolehkan untuk dekat dengan gadget karena paparan radiasinya mengganggu pertumbuhan otak.
- Anak usia diatas 2 tahun : Boleh menggunakan gadget maksimal hanya 1 jam sehari tanpa internet
- Anak usia diatas 6-18 tahun: Boleh menggunakan gadget maksimal hanya 2 jam sehari dan wajib dipahamkan tentang fungsi gadget dan dampak dari pencarian.
Tidak dapat dipungkiri memang sulit menjauhkan anak dari gadget di era digital ini. Tapi kita perlu memiliki prinsip untuk menjaga agar anak kita tidak terlalu lama terpapar oleh gadget. Meskipun menurut AAP anak diatas 2 tahun boleh maksimal 1 jam, usahakan tidak terlalu lama yaitu tidak lebih dari 30 menit. Pastikan tidak terhubung dengan internet, karena tawaran video atau game lainnya selalu ada, sehingga anak tidak mau berhenti dan rawan kecanduan.
Dibatasi kontennya, bisa dengan cara menyiapkan konten-konten edukasi yang sebelumnya kita tonton terlebih dahulu. Tentunya perlu didampingi agar anak tidak salah persepsi dan tidak pasif hanya menonton saja. Misalnya video tentang jalan-jalan ke kebun binatang, pilihlah yang berdurasi pendek sekitar 4-7 menit kemudian berganti topik. Hindarkan anak menonton video tentang kekerasan dan pornografi.
Tayangan yang paling banyak ditonton oleh anak yaitu, scibidy toilet menjadi tontonan yang paling banyak ditonton oleh anak-anak. Dari tayangan tersebut menampilkan tanyangan kekerasan, yang tidak jarang dicontoh oleh anak-anak.
Dibatasi penggunaannya, tidak boleh sambil tiduran, ketersediaan cahaya ruangan cukup dan jarang pandang tidak terlalu dekat. Jangan fasilitasi anak dengan internet atau dibelikan HP meskipun bekas. Sampaikan bahwa HP/laptop adalah milik orangtua untuk bekerja, jadi *statusnya anak pinjam*, harus izin, ada aturannya dan bisa diambil oleh si pemilik bila diperlukan. Jangan berikan hak akses seperti memberikan password, kuota internet gratis dll.
4. Diajak main
Orangtua perlu menyiapkan permainan-permainan seru yang dapat dilakukan bersama dengan anak. Alangkah lebih baik bila permainannya disesuaikan dengan tugas perkembangan anak. Orangtua harus kreatif dan selalu mencari refrensi ide bermain dengan anak yang dapat dikreasi agar anak tertarik diajak main.
Misalnya main kuda-kudaan dengan ayah, kudanya lapar, kudanya senang, membaca buku bersama, bernyanyi atau menari bersama, petak umpet, jalan-jalan ke taman, menanam, memasak bersama, mengajarkan ketrampilan baru dll.
Orangtua juga dapat menyediakan mainan edukatif (bisa beli atau DIY). Sekarang ini banyak sekali ide-ide bermain yang bisa dikerjakan bersama orangtua dan anak. Tidak perlu mainan yang mahal-mahal jika nantinya anak akan bermain sendiri. Yang terpenting adalah kehadiran orangtua secara utuh untuk bermain bersama anak. Bukan ditemani saja dan ditinggal buka hp ya bun…
Selain itu orangtua juga dapat menyediakan buku-buku bergizi yang mengenalkan tentang sang pencipta, yang mengajarkan akhlak yang baik, kisah-kisah teladan agar dapat menjadi tameng bagi dirinya bila dihadapkan dengan tantangan-tantangan hidup kedepan. Inputan tersebut sangat baik bila ditanamkan sejak dini sembari menumbuhkan minat baca pada anak.
Tidak hanya disediakan saja ya bun, tapi diajak membaca bersama dengan cara yang menyenangkan, berdongeng, bernyanyi, menggunakan media peraga juga lebih menarik.
Buku-buku lainnya tentang hewan, sains, dan pelajaran practical life juga bagus untuk disediakan dan diletakkan di pojok setiap ruangan yang mudah dijangkau anak.
Bila anak sudah berusia 3 tahun keatas bisa juga diikutkan kegiatan bermain bersama, atau diikutkan kegiatan yang bisa dan lain-lain. Aktivitas eksplorasi, berpetualang ke tempat baru, bersosialisasi dengan teman sangat baik untuk perkembangan bahasa, sosial emosi dan kemandiriannya.Dampak gadget itu luar biasa dalam mempengaruhi perkembangan anak dan bahaya sekali dapat mengakibatkan kecanduan gadget. Rumusnya 4D (Dimulai dari orangtua, Didampingi, Dibatasi dan Diajak main). Serta yang paling penting adalah membekali anak kita dengan ilmu agama, dikenalkan pada figur-figur teladan, terutama dikenalkan pada Tuhan yang Maha pencipta, Maha melihat dan setiap perbuatan kita akan dicatat oleh malaikat untuk dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat.
Penulis : Ledya Mawaddah S.Kom.I, M.Si ( dengan perubahan)
( Konselor Parenting Anak Usia Dini )
Bahaya gadget yang utama yaitu dampak radiasi, dapat mengakibatkan kanker dan efek lain yang dapat menghambat pertumbuhan sel otak, perkembangan anak, sosial emosi anak serta berbahaya dapat membuat anak kecanduan. Cara mengatasi kecanduan gadget dengan melakukan kegiatan stimulasi bersama anak. Rumusnya 4D (Dimulai dari orangtua, Didampingi, Dibatasi dan Diajak main).