Rasa Malas dalam Stimulasi Anak

Dalam perkembangan anak baik secara fisik dan jiwa membutuhkan bantuan stimulasi dari orang tuanya. Stimulasi di lakukan untuk melatih hiwa dan fisik anak untuk bisa berkoordinasi di dalam menggenggam, membedakan kasar dan halus, meraba, dsbnya. Semakin anak sering di lakukan stimulasi maka perkembangan jiwa dan fisik dari anak menjadi optimal mak akan sesuai dengan standart tumbuh kembang anak. Tetapi di kenyatannya tidak semua orang tua mau untuk melakukan stimulasi pada anak. Salah satu menjadi tantangan adalah rasa malas kepada orang tua. Rasa malas m

Rasa malas adalah prilaku seseorang yang cenderung tidak aktif atau enggan atau kurang semangat melakukan aktifitas. Sama dengan stimulasi anak maka cenderung tidak aktif atau enggan atau tidak aktif di dalam melakukan stimulasi.

Banyak hal yang menyebabkan rasa malas itu muncul. Yang pertama awam akan stimulasi, yang kedua kurang mengetahui prospektus orang yang melakukan stimulasi , yang ketiga lupa akan tujuan dari memiliki anak.

Orang yang awam akan stimulasi maka di sarankan untuk mencaro pengetahuan stimulasi anak mulai dari lahir sampai 5 tahun. Stimulasi tahap pertama, setelah itu stimulasi tahap kedua saat anak umur 5 sampai 12 tahun, tahap ke 3 adalah dengan mengetahu stimulasi pada umur 12 sampai 17 tahun. Di setiap tahapan maka cara, bahan stimulasi juga akan berbeda, begitu juga dengan tantangan di dalam stimulasi. Maka dari sini banyak sekali pengetahuan yang di butuhkan supaya anak bisa tumbuh secara dewasa secaea seimbang antara jiwa dan raganya.

Selama ini orang yang melakukan stimulaai di anggap sebagai bukan pekerjaan atau aktifitas yang besar, justru stimulasi di anggap sebagai aktifitas atau kegiatan yang rendah dan remeh, sehingga banyak orang yang meremehkan akan kegiatan stimulasi. Padahal stimulasi adalah proses pembelajaran bagi anak, anak yang akan datang bisa sukses maka dimulai dari stimulasi yang sederhana.

Tujuan dari mempunyai anak bukan sekedar karunia Allah, tapi unthk sebagai pengganti kita, sebagai penerus bangsa. Maka anak harus kita persiapkan

Leave a Reply